Jalannya Permainan atau Pertunjukkan Debus
Jalannya Permainan atau Pertunjukkan Debus
Dalam pelaksanaan pertunjukkan debus terikat pada ketentuan-ketentuan sebagai seni pertunjukkan pada umumnya dan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi ada juga kegiatan-kegiatan atau pertunjukan-pertunjukan lainnya. Jalannya pertunjukan Debus adalah sebagai berikut:
1. Gemberung: merupakan pembukaan atau awal pertunjukan. Waditra dipukul bergantian selama 2-3 menit.
2. Zikir: pezikir menyanyikan lagu dzikir yang isinya memuji kebesaran Allah SWT. dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. serta para sahabatnya, diiringi tabuh-tabuhan.
3. Beluk: beluk adalah jenis lagu yang dinyanyikan dengan suara nyaring dan tinggi, bersahut-sahutan, juga di iringi bertabuhan.
4. Silat: ketika beluk sedang dinyanyikan maka keluar seorang pesilat (gaya Banten) yang mendemonstrasikan tarian silat, lalu keluar seorang lagi. Keduanya terlibat dalam perkelahian, dan berakhir dengan bersalaman tak ada yang kalah atau menang.
5. Tusuk menusuk dengan gada debus: dua orang mempertunjukkan tari silat lalu saling menusuk dan saling memukul dengan gada Debus, sasaran tusukan adalah seluruh bagian tubuh dilakukan secara bergantian, sampai pertunjukan berakhir.
6. Mengupas kelapa: sebutir kelapa yang utuh bersabut dikupas dengan menggunakan kekuatan gigi. Setelah sabutnya habis, kelapa itu lalu di pecahkan dengan jalan memukulkan kelapa itu di atas kelapa. Kemudian kelapa dimakan berikut tempurungnya sampai habis.
7. Mengiris tubuh atau anggota tubuh, diiris-iris dengan pisau yang sangat tajam sehingga mengeluarkan darah. Kemudian luka itu dibasuh dengan air maka lukanya sembuh lagi seperti sedia kala. Lalu
menggunakan golok tajam untuk membacok tubuh, tapi tidak menimbulkan cedera, padahal dilakukan secara sadar (tidak hilang ingatan).
8. Mengerat lidah: pemain menjulurkan lidah lalu mengeratnya, dan lidah berdarah, tetapi lidah itu segera sembuh kembali.
9. Tangga golok: sebuah tangga yang anak-anak tangganya berupa golok-golok yang sangat tajam. Seorang pemain menaiki anak tangga dengan kaki telanjang, kemudian pemain itu duduk di puncak anak tangga, sambil merokok.
10.Memakan kaca: atraksi selanjutnya ialah pemain memakan kaca, baik berupa kaca yang biasa dipasang pada jendela rumah, gelas, bola lampu, dan sebagainya. Perbuatan serupa itu tidak menimbulkan luka pada mulut atau pun lidah.
11. Menggoreng telur di atas kepala: pemain menggoreng telur di atas kepala pemain lainnya. Api dibiarkan menyala pada rambut lalu kuali yang sudah diberi minyak kelapa ditaruh di atasnya, dan
digunakan untuk menggoreng telur atau kerupuk hingga matang. Akan tetapi rambut dan kulit kepala pemain itu tidak mengalami luka bakar atau cedera.
12. Menyiram tubuh dengan air keras: tubuh pemain disiram dengan air keras, sampai hancur dan berjatuhan ke tanah, namun kulit tubuhnya tidak mengalami luka bakar. Air keras itu pun digunakan mencuci anggota tubuh.
13. Membakar tubuh: dua orang pemain memainkan api, lalu digunakan untuk menyisir rambut dan membakar tubuh lawannya, tetapi tidak mengalami cidera semua itu dilakukan dalam keadaan sadar. Keahlian untuk menguasai semua permainan Debus tidak diperoleh dengan mudah. Setiap penguasaan satu jenis permainan harus melalui suatu proses ritual.
Seperti halnya seni tradisional yang lain, debus pun semakin sedikit penggunaannya, apalagi mereka yang tertarik untuk jadi pemain guna pelestariannya. Alangkah sayangnya kalau kepandaian yang langka ini punah. Ya, masih untunglah sekarang masih ada beberapa perkumpulan yang bertahan, bahkan dapat main digelanggang yang lebih luas seperti di Taman Ismail Marzuki Jakarta, tempat-tempat wisata dan bahkan di luar negeri.
Kesenian ini sungguh mencekam, bahkan mengerikan tetapi juga menarik perhatian, apalagi para turis asing yang umumnya tidak percaya akan hal-hal di luar nalar (irrasional). Layaknya bila kita ikut memikirkan upaya pelestariannya dengan membina latihannya, organisasinya dan ikut mengusahakan "pemasaran" pementasannya. Kerjasama sebaik-baiknya antara masyarakat setempat dengan pihak Pemda, Depdikbud dan Dep. Parpostel kiranya dapat memecahkan persoalan ini. Semoga.
Referensi:
http://kumpulantradisiunikdiindonesia.blogspot.com/2016/09/tradisi-mengerikan-atraksi-debus-di.html?m=1
https://www.researchgate.net/publication/323789794_KESENIAN_DEBUS_DI_KABUPATEN_SERANG
Gambar:
https://majalahteras.com/debus-kesenian-asli-warisan-leluhur-banten
0 Response to "Jalannya Permainan atau Pertunjukkan Debus"
Posting Komentar