Ø Pemain
Para pemain
debus terdiri dari seorang syeh (pemimpin permainan), beberapa orang pezikir,
pemain, dan penabuh gendang. 1-2 minggu sebelum diadakannya pertunjukan debus
biasanya para pemain akan melaksanakan pantangan-pantangan tertentu agar
selamat ketika melakukan pertunjukan, yaitu:
1. tidak boleh minum-minuman keras
2.
tidak boleh
berjudi
3.
tidak boleh
mencuri
4.
tidak boleh
tidur dengan isteri atau perempuan lain, dan lain sebagainya.
Ø Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan
debus biasanya dilakukan di halaman rumah pada saat diadakannya acara-acara
lain yang melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakan dalam permainan
adalah:
1. debus dengan gada-nya
2.
golok yang
digunakan untuk mengiris tubuh pemain debus
3.
pisau juga
digunakan untuk mengiris tubuh pemain
4.
bola lampu
yang akan dikunyah atau dimakan
5.
panci yang
digunakan untuk menggoreng telur di atas kepala pemain
6.
buah kelapa
7. minyak tanah, dan lain sebagainya.
Ø Alat musik pengiringnya antara lain:
1.
gendang
besar
2.
gendang
kecil
3.
rebana
4.
seruling;
dan
5. kecrek.
Permainan
debus pada umumnya diawali dengan mengumandangkan beberapa lagu tradisional
(sebagai lagu pembuka atau "gembung"). Setelah gembung berakhir, maka
dilanjutkan dengan pembacaan zikir dan belum atau macapat yang berisi
puji-pujian kepada Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Tujuannya adalah agar
mendapat keselamatan selama mempertunjukkan debus. Setelah zikir dan macapat
selesai, maka dilanjutkan dengan permainan pencak silat yang diperagakan oleh
satu atau dua pemain tanpa menggunakan senjata tajam.
Kegiatan
selanjutnya adalah permainan debus itu sendiri yang berupa berbagai macam
atraksi, seperti:
1. menusuk perut dengan menggunakan debus
2.
mengupas
buah kelapa dan memecahkannya dengan cara dibenturkan ke kepala sendiri
3.
memotong
buah kelapa dan membakarnya di atas kepala
4.
menggoreng
telur dan kerupuk di atas kepala
5.
menyayat
tubuh dengan sejata tajam seperti golok dan pisau
6.
membakar
tubuh dengan minyak tanah atau berjalan-jalan di atas bara api
7.
memakan kaca
dan atau bola lampu
8.
memanjat
tangga yang anak tangganya adalah mata golok-golok tajam dengan bertelanjang
kaki
9. menyiram tubuh dengan air keras.
Sebagai
tambahan, pada atraksi penusukan perut dengan menggunakan debus, seorang pemain
memegang debus, kemudian ujungnya yang runcing ditempelkan ke perut pemain
lainnya. Setelah itu, seorang pemain lain akan memegang kayu pemukul yang
disebut gada dan memukul bagian pangkal debus berkali-kali. Apabila terjadi
"kecelakaan" yang mengakibatkan pemain terluka, maka Syeh akan
menyembuhkannya dengan mengusap bagian tubuh yang terluka disertai dengan
membaca mantra-mantra, sehingga luka tersebut dalam dapat sembuh seketika.
Kemudian, ketika atraksi penyayatan tubuh dengan sejata tajam seperti golok dan
pisau, pemain akan menusukkan senjata tersebut ke beberapa bagian tubuhnya
seperti:: leher, perut, tangan, lengan, dan paha. Namun, melakukannya, ia
mengucapkan mantra-mantra agar tubuhnya kebal dari senjata tajam. Salah satu
contoh mantranya adalah: "Haram kau sentuh kulitku, haram kau minum
darahku, haram kau makan dagingku, urat kawang, tulang wesi, kulit baja, aku
keluar dari rahim ibunda. Aku mengucapkan kalimat la ilaha illahu". Dan,
ketika atraksi pemakanan kaca dan atau bola lampu, yang dimuntahkan bukannya
serpihan kaca melainkan puluhan ekor kelelawar hidup.
Permainan
debus yang dilakukan oleh masyarakat Banten, jika dicermati secara mendalam, maka
di dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara
lain kerja sama, kerja keras, dan religius.
Nilai kerja
sama tercermin dalam usaha para pemain yang saling bahu-membahu dalam
menunjukkan atraksi-atraksi debus kepada para penonton. Nilai kerja keras
tercermin dalam usaha pemain untuk dapat memainkan debus. Dalam hal ini
seseorang yang ingin memainkan debus harus berlatih secara terus menerus sambil
menjalankan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu agar ilmu debusnya
menjadi sempurna. Dan, nilai religius tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan
oleh para pemain. Doa-doa tersebut dibacakan dengan tujuan agar para pemain
selalu dilindungi dan mendapat keselamatan dari Allah SWT selama
menyelenggarakan permainan debus.
0 Response to "Aturan Permainan Debus"
Posting Komentar